Monday, April 25, 2016

Gangguan Panik

Panik

Gangguan panik mencakup munculnya serangan panik yang berulang dan tidak terduga. Serangan serangan panik melibatkan reaksi kecemasan yang intens disertai dengan simpang-simpang fisik seperti jantung berdebar-debar, nafas cepat, nafas tersengal atau kesulitan bernafas rumah berkeringat banyak dan rasa lemas serta pusing tujuh keliling (Glass, 2000). Terdapat komponen ketubuhan yang lebih kuat pada serangan panik dibandingkan pada bentuk-bentuk kecemasan lainnya. Serangan-serangan ini disertai dengan perasaan teror yang luar biasa dan perasaan akan adanya bahaya yang segera menyerang atau malapetaka yang segera menimbang serta juga disertai dengan suatu dorongan untuk melarikan diri dari situasi ini. Biasanya disertai dengan pikiran pikiran kehilangan kendali, menjadi gila, atau akan mati. Orang yang mengalami serangan panik cenderung sangat menyadari adanya perubahan pada detak jantung mereka (Richard, Edgar, & Gibbon, 1996). Mereka seringkali percaya bahwa mereka mengalami serangan jantung meskipun tidak ada yang salah dengan jantung mereka. Tetapi karena simtom-simtom serangan panik dapat menyerupai symptom serangan jantung atau reaksi alergi yang parah perlu untuk dilakukan pemeriksaan medis yang teliti.

Serangan panik terjadi secara tiba-tiba dan mencapai puncak intensitas dalam 10 sampai 15 menit. Serangan biasanya berlangsung selama beberapa menit, tetapi dapat berlanjut sampai berjam-jam, dan diasosiasikan dengan dorongan yang kuat untuk melarikan diri dari situasi di mana serangan itu terjadi. Supaya diagnosis gangguan panik dapat ditegakkan, harus ada serangan panik yang tidak terduga dan terjadi berulang serangan-serangan yang tidak dipicu oleh situasi atau objek yang spesifik. Sepertinya serangan itu datang tanpa penyebab. Meskipun serangan serangan pertama terjadi secara spontan atau tak terduga, dengan berjalannya waktu serangan-serangan ini dapat diasosiasikan dengan situasi situasi atau tanda-tanda tertentu, seperti melangkah masuk ke departemen store yang penuh sesak, atau seperti dick bila naik kereta api bawah tanah.

Orang sering mendeskripsikan serangan panik sebagai pengalaman paling buruk dalam hidup mereka. Kemampuan koping mereka dihancurleburkan. Mereka mungkin merasa bahwa mereka harus kabur. Bila kabur sepertinya tak berguna, mereka dapat membeku. Ada kecenderungan untuk melekat pada orang lain demi mendapatkan pertolongan atau dukungan. Beberapa orang dengan serangan panik takut untuk pergi keluar sendiri. Serangan panik yang berulang kemungkinan menjadi sulit untuk dihadapi sehingga penderitanya mempunyai keinginan untuk boyo diri. Suatu studi kependudukan mengenai mereka yang menderita serangan panik menemukan bahwa 12% telah melakukan usaha bunuh diri (Weissman dkk., 1989).

Tidak semua  serangan panik merupakan merupakan tanda-tanda dari gangguan panik di dalam satu tahun tertentu sekitar 10% dari populasi orang-orang yang sehat kemungkinan mengalami suatu serangan panik yang berdiri sendiri. Suatu diagnosis gangguan panik didasarkan pada kriteria berikut. : (1) mengalami serangan panik secara berulang dan tak terduga sedikitnya dua kali dan (2) sedikitnya satu dari serangan tersebut diikuti oleh paling tidak satu bulan rasa takut yang persisten akan adanya serangan berikutnya, atau rasa cemas akan implikasi atau konsekuensi dari serangan misalnya takut kehilangan akal atau menjadi gila atau menderita serangan jantung, atau perubahan tingkah laku yang signifikan misalnya menolak meninggalkan rumah atau keluarga masyarakat karena takut mendapat serangan lagi. Diperkirakan 1% sampai 4% dari populasi pernah mengalami gangguan pada suatu saat dalam hidup mereka.

No comments:
Write comments