Pada artikel sebelumnya kita telah membahas tentang mengenal lebih jauh teori kondisioning kali ini kita akan membahas tentang prinsip-prinsip
dalam kondisioning klasik. Kondisioning klasik terjadi pada setiap spesies
makhluk hidup, mulai dari cacing hingga manusia. Beberapa prinsip dari
kondisioning klasik yaitu extinction, conditioning tingkat tinggi, generalisasi
dan diskriminasi stimulus.
Extinction
Ketika respon terkondisi telah terbentuk, jika anda memberi
stimulus terkondisi tanpa disertai stimulus tak terkondisi secara
berulang-ulang, maka respon terkondisi akan hilang karena respon terkondisi
tidak selalu bertahan selamanya. Proses ini disebut extinction. Jika sebelumnya
anda telah melatih kucing anda agar saat dipanggil namanya ia langsung datang,
maka ketika anda hanya memanggil namanya saja tanpa memberi makanan secara
berulang-ulang yang akan terjadi adalah extinction. Akan tetapi extinction
tidak dapat digunakan untuk melupakan yang dipelajari. Mungkin kucing tersebut
akan kembali datang kepada anda di hari selanjutnya. Munculnya respon ini
disebut spontaneous recovery. Jika anda ingin menghilangkan respon terkondisi
sepenuhnya, maka dibutuhkan beberapa sesi extinction.
Kondisioning tingkat tinggi
Terkadang sebuah stimulus netral bisa menjadi stimulus
terkondisi ketika dipasangkan dengan stimulus terkondisi lain yang telah
terbentuk sebelumnya, yang dinamakan conditioning tingkat tinggi. Jika
sebelumnya si kucing datang jika dipanggil namanya, kali ini coba anda tepuk
tangan selalu panggil namanya secara berulang. Dengan demikian kucing akan
datang ketika anda tepuk tangan.
Kondisioning tingkat tinggi ini dapat menjelaskan mengapa
beberapa kata mendorong respon emosional pada diri kita dan mengapa kata-kata
tersebut mendorong kita menghasilkan perasaan emosional yang hangat maupun
dingin ketika kata-kata ini dipasangkan dengan objek atau kata-kata lainnya
yang telah menghasilkan respon emosional, kata-kata ini dapat menghasilkan
respon emosional yang sama. Contohnya seseorang akan memberi respon emosi
positif terhadap kata ulang tahun karena adanya asosiasi dengan hadiah ulang
tahun atau perhatian yang diberikan.
Generalisasi dan diskriminasi stimulus
Setelah sebuah stimulus netral telah berubah menjadi
stimulus terkondisi, untuk respon respon tertentu maka simulasi yang lain yang
serupa dapat menghasilkan reaksi yang sama. Contohnya bila ada seseorang yang
fobia dengan ulat bulu, ia akan fobia dengan hal-hal yang berhubungan dengan
bulu atau menyerupai ulat bulu hal ini disebut generalisasi stimulus.
Keadaan sebaliknya dari generalisasi stimulus yaitu diskriminasi stimulus yang menghasilkan respon yang berbeda pada stimulus yang menyerupai stimulus kondisi. Contohnya jika seseorang fabiola dulu dan diikuti dengan rasa gatal, maka orang tersebut hanya takut dengan ulat bulu tanpa takut dengan benda yang menyerupainya.
Wade, C., Tavris, C. (2007). Psikologi Edisi Ke Sembilan Jilid Satu. Jakarta: Erlangga
Belajar psikologi di sini gratis: Universitas Psikologi. Banyak artikel psikologi. terbaru.
ReplyDelete