Putus cinta adalah suatu fenomena yang sudah tidak asing lagi di telinga kita atau mungkin anda pernah atau sedang mengalaminya saat ini namun pernahkah terlintas di pikiran bahwa apakah yang terjadi pada tubuh kita khususnya otak.
Seorang neuropsikolog klinis Rhonda Freeman, Ph.D mencoba meneliti hal ini. Beliau selalu tertarik dengan hal yang berbau romantis, dari awal membangun hubungan hingga mengakhirinya dan dikaitkan dengan proses yang terjadi di otak yang diatur oleh proses neuro kimia, hormon dan aktivasi maupun non aktivasi bagian otak tertentu. Emosi yang intens diantara mengawali sebuah hubungan asmara maupun mengakhirinya dapat berdampak besar pada pikiran, suasana hati dan perilaku.
Penelitian Neurosains Dan Observasi Klinis.
Berdasarkan penelitian klinis dengan pasiennya, serta menurut jurnal tahun lalu kita tahu bahwa ada beberapa sistem yang dipengaruhi oleh putus cinta. Kita tahu bahwa otak memiliki reaksi yang kuat pada saat keadaan putus cinta atau penolakan sosial. Peneliti yang mempelajari neurosains dan cinta romantis telah mengidentifikasi cara umum otak dalam bereaksi ketika kehilangan hubungan spesial. Ada 6 sistem yang terpengaruh saat putus cinta yaitu the bonding system, reward system, pain system, stress system, emotion regulation system dan kognitif network
The Bonding System
Adalah sebuah sistem yang mengatur keterikatan hubungan antara manusia yang dipengaruhi oleh hormon oksitosin dan vasopressin. Oksitosin dan vasopresin merupakan sebuah hormon yang sangat kuat untuk mendukung keterikatan antar manusia dimulai dari awal kelahiran untuk menciptakan ikatan antara ibu dan anak setelah lahir. Oleh karena itu ketika kita putus cinta sistem ini dapat mendorong kita untuk terus kepikiran dengan mantan pasangan kita bahkan jika orang tersebut bukan orang yang baik. Dan kita mungkin juga akan merasa kesepian seperti ada bagian dari diri kita yang hilang karena reaksi kimia dari sistem ini
The Reward System
Sistem ini berkaitan dengan motivasi atau dorongan untuk memiliki seseorang atau sesuatu yang bernilai. Dalam hal ini dopamin dan endogen opioid adalah driver utama dari sistem ini. Dopamin adalah sebuah hormon yang mengatur perasaan bahagia. Ketika perasaan bahagia itu muncul secara terus menerus ketika sedang jatuh cinta maka sistem reward akan semakin peka terhadap dopamin yang akibatnya dibutuhkan lebih banyak dopamin untuk merasa bahagia oleh sebab itu ketika kita putus cinta maka kita akan terus mendambakan mantan pasangan kita
The Pain System
Pain sistem diasosiasikan dengan sensasi dari patah hati dan perasaan sedih dan keputusasaan. Hal ini karena endogenous opioid menurun sangat drastis yang dapat menyebabkan perasaan stress dan rasa sakit
Neuro kimia utama dari sistem ini yaitu kortikotropin dan norepinefrin. Kedua hormon tersebut cenderung akan segera aktif setelah putus cinta yang menyebabkan individu merasa sangat waspada. Beberapa individu mungkin mengalami kecemasan, palpitasi jantung, perubahan nafsu makan dan kesulitan tidur. Otak bisa merespon terhadap lingkungan. Melibatkan indra penciuman dan pendengaran merupakan salah satu cara untuk mengurangi stress. Aroma dan suara dapat mengubah suasana hati kita dan mengurangi perasaan stress
Emotion-Regulation System
Kita tahu bahwa ketika otak berada dalam keadaan yang sangat stress seperti sesaat setelah putus cinta daerah prefrontal cortex akan menjadi kurang aktif. Namun kita semua membutuhkan prefrontal cortex yang bekerja dengan baik untuk mengatur emosi dan berpikir. Ini adalah secara emosi dapat dikelola dan impuls dapat dikendalikan. Namun seringkali setelah putus cinta sistem ini menjadi kurang aktif yang menyebabkan kita jadi kesulitan mengelola emosi
Kognitive System
Selama periode stres otak akan bergeser jauh dengan kognitif atau berpikir dan sistem yang mengatur dan menempatkan sumber saya ke arah sistem emosional. Intinya bagi banyak orang akan ada masalah dengan konsentrasi, organisasi dan memori.
Referensi:
Freeman, R. (2016). The Neurobiology Behind Breakups. https://www.psychologytoday.com/blog/neurosagacity/201608/the-neurobiology-behind-breakups Diakses pada 31 Agustus 2016
Sehatki. (n.d). Manfaat Hormon Cinta Oksitosin. http://www.sehatki.com/manfaat-hormon-cinta-oksitosin.htm. Diakses Pada 1 September 2016
Gani, J S. (2015). Studi: Mengontrol Hormon Dopamin Bisa Atasi Ketergantungan Alkohol. http://health.detik.com/read/2015/10/17/140811/3046356/763/studi-mengontrol-hormon-dopamin-bisa-atasi-ketergantungan-alkohol. Diakses Pada 1 September 2016
Stress dan patah hati memang bakal terjadi kalo orang putus cinta, makannya cepet-cepet Move On gih
ReplyDeletewah temenku hebat sekarang sip
ReplyDelete