Monday, March 7, 2016

Perangkap Mental Yang "Tidak disadari" Ditanamkan Orangtua Pada Anak (Part 3)

Perangkap Mental Yang "Tidak disadari" Ditanamkan Orangtua Pada Anak
Pada artikel sebelumnya saya telah membahas perangkap mental yang kedua yaitu Harus Berbuat Baik Agar Disukai Semua Orang. Berikut perangkap mental yang ketiga yaitu Tidak Boleh Membuat Kesalahan Atau Minta Pertolongan Orang Lain.


Apakah anda pernah melakukan suatu kesalahan? saya yakin 100% orang akan menjawab pernah melakukan kesalahan. Kalaupun ada yang menjawab tidak, itu karena dia tidak menyadari kesalahannya. Melakukan suatu kesalahan adalah suatu hal yang normal dilakukan oleh semua manusia, namun bukan berarti semua orang bebas melakukan kesalahan, tapi sebisa mungkin meminimalisir kesalahannya.

Lantas bagaimana jika ada orang tua yang melarang keras anaknya berbuat kesalahan? yang terjadi adalah anak akan krisis percaya diri dan tidak berani mengambil suatu keputusan. Anak-anak yang mengerti bahwa melakukan kesalahan adalah hal normal akan memiliki rasa penerimaan diri yang lebih tinggi daripada anak yang belum memahami arti kesalahan. Dengan begitu anak yang paham akan kesalahan tidak akan menyalahkan diri sendiri selama proses mencoba dan memperbaiki kesalahan yang dilakukannya.


Selain pemahaman kesalahan, orang tua juga melalaikan arti sebuah permintaan tolong. Konsep ini berkaitan dengan pemikiran bahwa minta tolong adalah tanda ketidakmampuan dan kelemahan. niatnya agar anak menjadi mandiri, tapi tanpa sengaja orang tua menanamkan sebuah perangkap mental seperti mengatakan “saya harus mengerjakan semuanya sendiri”. Dalam dunia yang begitu Kompleks ini, hampir tidak ada seorang pun yang tidak memerlukan bantuan orang lain.

Contoh Kasus
Salah satu client saya, Joan menyadari arti pentingnya pelajaran ini ketika akan menidurkan putrinya Meagan yang berusia 9 tahun. pada suatu malam ketika Meagan sedang naik ke tempat tidur tanpa disangka-sangka ia menatap wajah ibunya. kemudian Meagan menangis tersedu-sedu. Joan pun keheranan dan menanyakan apa yang sedang terjadi. Dengan tergagap-gagap Meagan berkata  “saya sangat bodoh bu!  ujian matematika saya hancur hari ini”. saat itu kesedihan benar-benar tampak jelas di wajah Meagan. Setelah Johan memeluk dan menenangkannya makan mulai bercerita

Meagan yang selalu mendapat nilai tinggi mempelajari bahan ujian yang keliru sehingga ia gagal dalam ujian tersebut. Johan tidak mengkritik Meagan namun dengan bijaksana meyakinkan putrinya bahwa setiap orang bisa saja membuat kesalahan yang tidak perlu dilakukan, tetapi itu wajar terjadi. Joan lalu bertanya apakah ada sesuatu yang bisa Meagan lakukan untuk mencegah kesalahan serupa di kemudian hari

Setelah ada kesepakatan Meagan berjanji akan mengurangi ngobrol di kelas ketika pelajaran dimulai dan lebih memperhatikan semua tugas tugas sekolahnya. Meagan pun merasa jauh lebih lega. Ia pun meringkuk di bawah selimutnya. ketika akan meninggalkan kamar itu, Johan kembali bertanya, “Menurutmu apa yang terjadi seandainya ujian itu mengambil bahan seperti yang kamu pelajari?” dari bawah selimut terdengar suara yang cukup meyakinkan “saya pasti sukses mengerjakannya Bu”

No comments:
Write comments